Kiat Mendapatkan Pekerjaan untuk "Fresh Graduate"



Bagi Anda yang baru saja lulus kuliah / fresh graduate, mungkin banyak dari Anda yang merasa minder ketika melamar pekerjaan. Perasaan minder bisa saja disebabkan karena belum punya pengalaman kerja sebelumnya. Memang pada prakteknya pengalaman kerja seringkali dijadikan alasan bagi perusahaan untuk menerima atau menolak seorang kandidat. Kalau begini, lalu bagaimana dengan nasip para fresh graduate? Yang notabene-nya tidak mempunyai pengalama kerja.


Dari gambaran diatas janganlah Anda merasa perputus asa. Simak kiat untuk para fresh graduate agar mendapatkan pekerjaan lebih mudah.


1. Online Rekrutment
Ada beberapa online rekrutmen yang ada di Indoneisa. Contonhya saja JobsDB.com. Buat akun di JobsDB.com, isi dengan informasi yang relevan. Setelah membuat akun di JobsDB.com Anda akan mendapatkan informasi lowongan kerja yang sesuai dengan minat Anda.


2. Experience
Buat daftar kelebihan dan kemampuan Anda, tulis semua pengalaman yang Anda miliki, besar atau kecil seperti pengalaman magang, bekerja paruh waktu, dan lainnya. Semua pengalaman itulah yang nantinya diperhitungkan oleh rekruiter.


3. Networking
Memasang profil di situs pencarian kerja bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan pekerjaan. Banyak cara untuk mendapatkan pekerjaan contohnya dengan membangun jejaringnetworking dengan orang-orang yang bisa mengarahkan Anda untuk bisa magang dengan bayaran atau posisi yang relavan.


4. Media sosial
Pelajari cara menggunakan Facebook dan Twitter dengan cara cerdas. Anda bisa mendapatkan pekerjaan dari media sosial asalkan menggunakan semua situs jejaring sosial tersebut dengan tepat dan benar.

Menjadi Seorang Master Chef



Dunia kuliner adalah bidang usaha makanan dan minuman mulai dari makanan lokal sampai mancangara, dari kaki lima sampai hotel berbintang, dan semuanya mempunyai karakter serta citra rasa yang bervariasi. Cita rasa dari sebuah makanan diciptakan oleh Chef. Merekalah yang membuat makan menjadi enak atau bahkan tidak enak.


Saat ini, profesi Chef sudah menjadi pilihan terbaik karena dunia kuliner atau food and beverage karena bidang ini memang tidak akan pernah mati walaupun ditempa dengan isu krisis ekonomi. Selain itu juga sudah banyak acara televisi yang menayangkan program masak – memasak dan rating-nya pun sangat digemari oleh penonton televisi, hal ini merupakan angin segar bagi pelaku bisnis kuliner dan tentu saja para Chef Indonesia.


Tertarik menjadi seorang Chef? Jika Anda cinta dunia kuliner mungkin profesi Chef adalah pilihan terbaik untuk Anda, di bawah ini tips dan fakta untuk profesi chef;


Kerja Keras dan Disiplin
Seorang Chef ibarat seperti seorang seniman. Seorang Chef mengangap dapur bagaikan sebuah laboratorium, di mana Chef dapat mengeluarkan ide - ide cermelang dan bereksperimen. Ada hasil eksperimen yang berhasil mengugah selera makan dan ditampilkan di menu, tetapi tak sedikit pula yang mengalami kegagalan. Trial and error inilah yang dilakukan oleh seorang Chef , oleh sebab itu sikap dan mental menjadi hal penting yang mendasar. Kerja keras dan disiplin itu sudah pasti. Mulai dari bangun pagi sampai melakukan segala sesuatunya sendiri di dapur.


Proses Menjadi Seorang Chef
Jangan heran jika ingin menjadi profesional Chef mesti mengenyam proses pendidikan yang lama paling tidak sekitar 10 -15 tahun. Pada umumnya setiap Chef mulai berkarir dari training sampai menjadi profesional memerlukan banyak waktu untuk mempelajari menu, teknik memasak, costing, managing, dan seluruh ruang lingkup kerja Chef lainnya.


Waktu Kerja
Chef juga memiliki rutinitas yang padat dan jam kerja yang berbeda dengan jam kerja kantoran. Terkadang pada hari - hari libur mereka harus bekerja, karena pada hari-hari libur orang-orang justru sering bersantap di restoran.


Sisi lain SeorangChef
Seiring dengan perkembangan jaman dengan modernitas serta gaya hidup, seorang Chef tidak hanya pandai membuat makanan yang lezat dan memasak saja, namun keuntungan menjadi seorang Chef Bisa juga sebagai ahli nutrisi, ahli costing makanan, konsultan resto, kritikus atau pemerhati fashion makanan di media cetak, radio, dan juga TV.


Bagaimana masih tertarik menjadi seorang Chef ?

Menghargai Kinerja Perempuan



Adanya zaman emansipasi wanita merupakan suatu perubahan besar dan kebijakan yang baru akan kiprah perempuan dalam persaingan dengan dunia karir yang kini kesetaraan nya disamakan oleh kaum pria. Keberadaan perempuan saat ini mulai menunjukkan pilihan untuk berkarir. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa “59 % perempuan mau berusaha mengembangkan pengetahuan atau keahlian untuk mencapai tujuan karir ”. Sebanyak 55 % data yang diketahui perempuan juga mengaku puas dengan tingkat kariernya.
Kini banyak perusahaan yang mendominasi sebagian besar karyawannya adalah kaum perempuan. Yang di antaranya bergerak di industri kecantikan dan Industri fashion. Di perusahaan tersebut tentu Anda akan menemukan fasilitas dan kebijakan yang memang dirancang untuk kaum perempuan. Namun bagaimana bila Anda bekerja di perusahaan yang tidak berbasis yang menghargai kinerja kaum perempuan? Bagaimana mengetahui bahwa kebijakan dan fasilitas perusahaan tersebut sangat melindungi hak-hak perempuan sebagai pekerja?


Perempuan berhak Memegang Jabatan Tinggi
Karyawan perempuan diperlakukan sama dengan karyawan pria, kemampuan dan performa dikantor mendapatkan hak- hak yang sama diperusahaan. Tidak adanya meremehkan atau tidak menghargai akan kinerja perempuan. Perusahaan yang ramah perempuan yang dalam arti sebenarnya, juga akan mendorong karyawan perempuan untuk berani menerima tantangan dalam berkarir, dan diberi kesempatan untuk menempati posisi jabatan penting.


Kebijakan Harus Sesuai dengan Nilai-nilai Perempuan
Jan Shubert, seorang associate director untuk Babson College's Center for Women in Leadership, mengatakan, lebih banyak perempuan di jajaran top-level menandakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi perempuan. Namun, perhatikan juga bagaimana kebijakan yang dilakukan. Jika atasan Anda tidak menganut nilai-nilai yang menghargai kinerja perempuan , dan tidak bersedia mengakui kebutuhan individu dan hak- hak nya, berarti konsep ramah perempuan di perusahaan tersebut baru sekadar wacana belaka.


Karyawan Wanita diberi Jam Kerja yang Fleksibel.
Sebagian Karyawan perempuan saat di kantor lebih sering meminta izin untuk bekerja setengah hari. Karyawan lain seharusnya tidak menjadikan suatu kecemburuan sosial. Perusahaan yang menghargai hak perempuan pasti akan mengizinkan jam kerja yang fleksibel, Walupun mendapat izin dari kantor.sebaiknya anda tetap profesional bekerja mengerjakan pekerjaan dengan tuntas dan selesai

Merencanakan Masa Depan dengan Meniti Karir



Perjalanan karir di ibaratkan sebagai upaya menabung dalam menanti buah kesabaran akan sebuah masa depan yang diinginkan. Karena menabung dalam berkarir merupakan segi awal meraih cita - cita. Background pendidikan di tahun sekarang ini menjadi bahan perbincangan para perusahaan saat memilih kandidat baru yang capable.
Faktor pendidikan dengan lulusan ternama menjadi point plus. Dengan memiliki ijazah sarjana merupakan momentum awal dalam meniti karir. Gambaran ini menjadi tolak ukur awal yang dapat diartikan sebagai perencanaan karir di awali dengan faktor pendidikan. Perencanaam meniti karir dimulai sejak awal dalam memandang sejauh mana kita merencanakan.


Visi, Misi, dan Tujuan
Dalam kehidupan Anda harus memiliki target akan pencapain yang mencakup 3 prinsip yaitu visi, misi dan tujuan. Bagaimana Anda melihat diri Anda, diri Anda sendiri dalam melihat sisi kehidupan , profesi, serta hubungan Anda 5 tahun yang akan datang?


Value Kepribadian
Pencapaian sebuah kesuksesan didukung dengan motivasi pada diri sendiri. Sebagai contoh, dalam lingkungan sosial apakah Anda rela mementingkan kepentingan orang lain dari pada kepentingan Anda pribadi, dalam hal membantu masyarakat dan orang-orang disekitar Anda.


Kemampuan Bakat dan Keahlian
Setiap Individu memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda, kenali kepribadian seperti apa yang Anda miliki? Sebagai contoh, apakah Anda adalah seorang yang sering berkata jujur, terbuka dan antusias. Asah keahlian yang Anda miliki saat ini, karena hal ini menjadi sangat berguna dalam aktifitas Anda sehari – hari.

Yang Harus Dihindari Saat Bekerja


Setiap perusahaan tentu memiliki peraturan dan kebudayaan dalam mendidik karyawannya agar berprilaku yang baik dan bersikap profesional. Walaupun peraturan tersebut sudah jelas disuarakan, tapi tidak sedikit pula karyawan yang sering melanggarnya. Tentu hal ini sangat berkaitan dengan pribadi Anda ketika bekerja, tidak mau kan Anda mendapat sanksi karena prilaku Anda yang tidak tercermin baik. Sebaiknya Anda harus menghindari prilaku dan kebiasaan buruk saat bekerja.


Terlalu Keras Mendengarkan Musik
Mendengarkan musik melalui gadget seperti Ipod atau melalui phone dengan vitur musik untuk menghindari suasana kantor yang berisik tentu sah- sah saja. Ada baiknya Anda tidak terlalu keras mendengarkan musik. Gunakanlah headset untuk mendengar musik, sehingga rekan kerja yang lain tidak terganggu.


Makan dan Tidur
Menghabiskan waktu kurang lebih 8 jam di kantor tentu menguras pikiran dan tenaga, Merasa dahaga dan lapar pasti sering terjadi. Sering kali para karyawan makan di meja kerja dan kemudian terlelap mengantuk, walaupun pada kenyataannya mereka tahu fungsi meja kantor bukan buat makan dan tidur. Meja kerja mungkin akan tercemar kuman- kuman dan bakteri dan terlihat kotor dan tidak bersih. Manfaatkan waktu istirahat sebaik - baiknya dan gunakan jam makan siang untuk bersantap makanan. Sisa jeda makan siang bisa Anda gunakan untuk tidur 15 menit.


Mengobrol Saat Jam Kerja
Biasanya karyawan wanita sangat identik dengan ''bergosip”. Tidak salah jika berbicara dengan rekan kerja lainnya, tapi hindarilah kebiasaan mengobrol saat jam kerja berlangsung karena prilaku ini akan merugikan penilaian Anda di mata atasan. Gunakanlah jam istirahat sebagai waktu berbincang yang baik dengan teman Anda.


Chatting dan BBM-'an
Jika Anda mendapatkan fasilitas Media Internet sebaiknya jangan menghabiskan waktu bekerja dengan ''chatting''. Prilaku ini sangat buruk sekali dan tidak mencermikan profesionalisme dalam bekerja. Jika Anda ingin mengobrol dengan ber “ chatting “ lakukanlah saat jam makan siang. Karena hal terburuk adalah Anda akan mendapatkan peringatan dari atasan Anda.

Hindari Bahasa Tubuh ini Ketika Wawancara


Sudah menjadi rahasia umum di zaman globalisasi dan modernisasi saat ini, persaingan dalam mendapatkan pekerjaan impian semakin ketat. Tidak heran banyaknya pencari kerja mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar harapan dan keinginan mereka bisa terwujud. Namun, banyak Pencari Kerja yang tidak menyadari bahwa dalam proses wawancara kerja, bahasa tubuh yang salah dapat mengakibatkan Anda kehilangan pekerjaan impian Anda. Komunikasi non verbal, seperti bahasa tubuh, sikap dan prilaku Anda pada saat wawancara kerja sangat memengaruhi Anda dalam mendapatkan pekerjaan tersebut. Berikut beberapa kesalahan bahasa tubuh pada saat wawancara kerja :


Berjabat tangan
Pada saat proses wawancara, menjabat tangan pewawancara adalah hal yang harus dilakukan. Dengan berjabat tangan, tentu memberikan penilaian yang positif terhadap anda ketika pertama kali bertemu dengan pewawancara. Sebaiknya jabat tangan pewawancara dengan yakin dan percaya diri, jangan jabat tangannya dengan lesu. Buatlah mereka terkesan pada saat berjabat tangan dengan Anda. Pastikan juga tangan Anda kering, jadi jika Anda berkeringat , bersihkan sebelum Anda bertemu pewawancara.


Bertopang Dagu
Jangan bertopang dagu pada saat proses interview berjalan. Hal ini akan memberikan penafsiran yang negatif terhadap diri Anda di mata pewawancara. Seorang rekuiter tentu lebih jeli dalam memberikan penilaian kepada kandidat. Dengan bertopang dagu, Anda akan terlihat tidak serius dan terkesan malas untuk mengikuti sesi wawancara ini. Artinya, penilaian Anda di mata pewawancara akan buruk, bahkan untuk masa yang akan datang.


Jangan Kosongkan Padangan
Jangan menatap pewawancara dengan pandangan kosong. Mata merupakan indera penglihatan, oleh karena itu pandangan yang kosong akan di tafsirkan bahwa Anda tidak mengerti apa yang dipertanyakan pada proses wawancara. Sebaiknya dalam proses wawancara cara yang paling baik adalah dengan menatap mata pewawancara memerhatikan setiap pertanyaan dengan sungguh-sungguh.
Hindari Mengangguk kepala Terlalu banyak.
Anda mungkin berpikir itu ide yang baik untuk menganggukkan kepala, baik untuk tampil setuju dengan pewawancara Anda atau menyiratkan Anda memberikan perhatian lebih. Tetapi kenyataannya adalah bahwa ini dapat membuat Anda tampil sebagai yang tidak mengerti apa-apa.


Remember !! Proses Interview adalah hal yang paling menebarkan bagi jobseeker, oleh karena itu jadikan proses ini sebagai momentum Anda mendapatkan pekerjaan impian. Maka persiapkan semaksimal mungkin.

Cara Mengendalikan Gaji Bulanan



Sebagai karyawan pasti Anda sangat menantikan akhir / awal bulan untuk menerima gaji yang kemudian menggunakan gaji bulanan untuk bersenang- senang. Beberapa diantaranya menghabiskan untuk produk kecantikan dan fashion up date. Jika Anda mempunyai kebiasaan seperti itu, sebaiknya dirubah, jangan terlalu boros. Anda bisa merendam keinginan menggunakan uang Anda untuk hal-hal yang sebenarnya kurang penting dengan cara menabung, karena dengan menabung Anda dapat mempersiapkan masa depan dan tentu saja memperbaiki financial Anda.


Menyisakan Uang Gaji Bulanan
Mulailah untuk berusaha menyisihkan uang dari gaji pada akhir bulan untuk di tabungan. Sebaiknya Anda bersikap tegas dan segara mengalihkan uang tersebut. Anda bisa menyisihkan 10 sampai 30 % uang setelah mendapatkan gaji. Simpan direkening yang khusus untuk menabung. Usahakan jangan pernah memakai uang yang ada di tabungan tersebut.


Buat Prioritas
Membuat prioritas dalam pengeluaran. Dahulukan membayar tagihan-tagihan sebelum membelanjakan uang untuk kepuasan semata. Anda harus menyisihkan uang di awal untuk membayar tagihan-tagihan tersebut.
Jangan Membelanjakan Uang untuk Shopping
Saat menerima gaji bulanan, jangan membelanjakan uang Anda sekaligus. Rencanakan setiap bulan seberapa banyak Anda akan mengeluarkan uang untuk belanja dan taat pada rencana tersebut. Jangan berbelanja sesuai keinginan semata dan nafsu sesaat, minsalnya ingin membeli tas dan sepatu terbaru, padahal yang lama masih bisa digunakan. Sebaiknya Anda harus berfikir untuk mengalokalisikan dana sesuai kebutuhan dan keperluan yang penting untuk ditabung


Belanja Sesuai Kemampuan
Berbelanjalah sesuai uang yang Anda punya bulan ini, bukan berdasarkan seberapa uang atau bonus yang akan Anda dapat di kemudian hari. Ingat, jangan mengeluarkan uang untuk keperluan tidak penting dan berharap akan mendapatkan uang ekstra setelahnya.
Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Jangan memiliki lebih dari dua kartu kredit di dalam dompet jika Anda tidak bisa mengontrol penggunaanya. Gunakan kartu kredit secara bijaksana agar Anda tidak terbebani saat membayarnya. Tuntaskan semua pembayaran kartu kredit dan utang lainnya, segera setelah gaji Anda masuk. Dengan melunasi tagihan tersebut, di bulan-bulan berikutnya Anda tidak akan terbebani lagi dengan utang.


Investasi
Investasikan gaji Anda dengan mengikuti asuransi, bermain reksadana atau mendepositokan uang yang bisa ditarik sesuai persetujuan. Atau dengan membuka usaha. Anda mungkin bisa mendapatkan uang selain dari gaji kantor dengan mencoba berinvestasi. Dengan cara ini sama saja seperti Anda menabung disiplin.

Biarkan Pekerjaan Mencari Anda



Setiap tahunnya semua sekolah meluluskan murid-muridnya yang jumlahnya tidak sedikit. Begitu pula kampus-kampus yang terus melahirkan calon tenaga kerja sehingga membuat angka pengangguran semakin tinggi. Banyak dari mereka yang memutuskan untuk tidak segera cari kerja. Ada beberapa yang hanya menunggu saudaranya mencarikan kerja di tempatnya bekerja sekarang, ada juga yang justru tidak memiliki keterampilan dengan bidang yang sudah dipilihnya. Jika sudah begitu, sulit untuk mencari solusinya.


Untuk menyikapinya, Anda harus memiliki pola pikir yang berbeda. Anda harus bekerja dan sukses dalam pekerjaan Anda. Bagaimana caranya? Jadilah pribadi yang siap sukses, tahan banting, pantang menyerah dan tidak mengeluh.


Mengeluh adalah salah satu hal yang paling dibenci oleh para pelaku industri. Sebuah perusahaan tidak butuh keluhan dari karyawan apalagi mengeluh tanpa bertindak apapun. Banyak yang beranggapan bahwa mengeluh itu manusiawi. Itu bukan kebenaran, melainkan pembenaran. Manusiawi itu adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh manusia, seperti sabar, ikhlas, syukur atau rendah hati.


Nah, jika Anda sudah memiliki itu semua maka mulailah untuk mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan Anda, karena akan banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga Anda. Jika Anda terus membawa sifat-sifat manusiawi ini ke dalam dunia kerja maka nama Anda akan dikenal oleh banyak orang dalam bidang yang Anda geluti.


Sikap-sikap manusiawi seperti itu bisa Anda jadikan modal dasar dalam setiap kesempatan. Jika Anda sudah cukup banyak memiliki relasi dan Anda telah memiliki pribadi yang sukses dan orang lain memperhatikannya maka bersiap-siaplah, karena pekerjaan lah yang akan banyak memutuhkan Anda.


Kini banyak sekali penyedia lowongan pekerjaan yang bisa Anda jumpai di mana-mana, salah satunya melaui dunia maya. Dengan adanya kemudahan ini, Anda tidak perlu lagi membuang-buang banyak waktu berharga Anda untuk menjelajahi gedung-gedung perkantoran di kota hanya untuk menanyakan adakah lowongan pekerjaan yang sedang dibuka.




Nah, tidak ada lagi alasan untuk menjadi pengangguran. 

Kepuasan Kerja Karyawan


Pentingnya Kepuasan Kerja Karyawan
Keberadaan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan sangat penting karena mereka yang memprakarsai terbentuknya organisasi, mereka yang berperan membuat keputusan untuk semua fungsi dan mereka juga yang berperan dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan.


Dalam sebuah buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang ditulis oleh Panggabean (2004), kompetensi seorang karyawan bukan satu-satunya aspek yang harus diperhatikan. Masih ada sikap kerja yang juga membuat mereka mau dan bersedia memberikan sebagian tenaga untuk perusahaan. sikap kerja merupakan hasil penilaian atau evaluasi terhadap orang-orang, kejadian-kejadian di tempat kerja.


Salah satu konsep yang paling sering diperhatikan adalah kepuasan kerja. Berbagai macam perlakuan yang diberikan pada karyawan atau pekerja hanya akan efektif bila mereka merasa puas pada pekerjaannya. Kepuasan dalam pekerjaan dapat mereka rasakan apabila mereka merasakan adanya keselarasan antara apa yang diharapkan dengan apa yang dapat diperoleh, atau antara kebutuhan dan penghargaan.


Spector (1997) dalam bukunya Job Satisfaction: Application, Assessment, Causes, and Consequences, kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaan mereka dan perbedaan aspek pada pekerjaannya. Ini lebih pada apakah orang tersebut suka atau tidak suka pada pekerjaanya. Dalam pengukuran umum, kepuasan kerja adalah variabel sikap. Pada beberapa waktu lalu pemahaman kepuasan kerja lebih pada asas kebutuhan, misalnya gaji sebagai bentuk pemenuhan atas kebutuhan dasar secara fisik. Pada saat ini banyak pendekatan yang lebih fokus pada perhatian proses kognitif dibandingkan pada asas kebutuhan. Perspektif sikap telah menjadi salah satu yang mendominasi pemahaman tentang kepuasan kerja.


Sebuah malapetaka bila kepuasan kerja diabaikan oleh pihak manajemen, maka dampaknya dapat mengganggu performa kerja, seperti kebosanan, malas, gangguan fisik, kecemasan, depresi, dan perilaku kontraproduktif. Hal ini diketahui melalui sebuah penelitian oleh Ranz, Stueve dan McQuistion (2001) dalam jurnalnya yang berjudul The Role of the Psychiatrist: Job Satisfaction of Medical Directors and Staff Psychiatrists.


Pertanyaan yang penting adalah bagaimana menciptakan kepuasan kerja? Menurut Saba (2011) dalam jurnal International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, kepuasan kerja dapat terjadi dalam sebuah iklim yang sehat dan positif. Iklim yang positif tidak hanya meningkatkan kepuasan kerja tetapi juga produktifitas kerja. Perlu digarisbawahi bahwa manager, human resource specialists, supervisor dan pekerja harus mampu mengeksplorasi bagaimana kepuasan kerja dapat ditingkatkan. Salah satu aspek meningkatkan kepuasan kerja bukan hanya soal uang, namun kondisi tempat karyawan bekerja juga menentukan kepuasan mereka. 

Disiplin oleh Atasan Pria


Penerapan Disiplin Efektif oleh Atasan Pria



Efektifitas seorang atasan dalam melakukan tugas-tugas manajerial menjadi sangat penting untuk operasional perusahaan. Dalam sebuah jurnal yang berjudul Effective delivery of workplace discipline: Do women have to be more participatory than Men, oleh Joan F.B, Leanne E.A, dan David A.W. (2005), menujukan baik manajer pria maupun wanita memiliki derajat keefektifan yang sama dalam hal performance, motivation of the leader and employees, manajerial ability, employee dan group level productivity.


Perlu juga diperhatikan, tidak semua tugas manajerial efektif dilakukan oleh atasan pria maupun wanita. Manajer pria dan wanita memiliki perbedaan dalam strengths dan weaknesses untuk mencapai efektifitas tugas manajerial. Strengths dan weaknesses dapat terjadi karena faktor biologi atau perbedaan peran sosial.


Terdapat berbagai macam tugas manajerial dalam mengelola sebuah perusahaan, termasuk mendukung terwujudnya kedisiplinan para pekerja. Proses ini meliputi pengarahan dan mempengaruhi perilaku pekerja dalam menentukan, mana perilaku yang benar dan mana perilaku yang mendukung performa kerja. Bila proses ini terhambat, tentu akan mempengaruhi jalannya sebuah organisasi.


Bukan hanya manajer yang membawahi beberapa pekerja dan mengemban tugas manajerial, ini juga dilakukan oleh seorang supervisor. Supervisor memiliki kebijaksanaan dalam menentukan masalah mana yang memerlukan tindakan disiplin dan apa tindakan yang tepat dalam meresponnya.


Diungkapkan oleh Leanne E.A, James A.C, dan David A.W. (2000) dalam Journal of management, volume 27, penerapan disiplin akan efektif bila diemban oleh atasan pria dibandingkan oleh wanita. Sex role stereotypes dan peran sosial memiliki perbedaan dalam melihat pria dan wanita. Dimana wanita dianggap tidak unggul dalam penerapan administering discipline dibandingkan pria.


Kebanyakan orang percaya bahwa perilaku wanita diharapkan untuk bersikap lembut, sensitif, pasif dan suportif. Mereka akan menderita dan kurang efektif bila melakukan penerapan kedisiplinan pada pekerja dibandingkan pria.


Penerapan disiplin oleh atasan merupakan tugas yang membutuhkan karakteristik masculine. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Joan, dkk., pada 263 undergraduate business students menunjukkan bahwa, sekitar 85% responden mengatakan penerapan kedisiplinan oleh atasan cocok bagi mereka yang memiliki karakteristik masculine oriented. Sebesar 86% responden mengatakan penerapan hukuman juga membutuhkan karakteristik masculine oriented. Gender stereotype menunjukkan peran masculine oriented terjadi pada pria dengan feminine oriented pada wanita.


Namun, apakah ini terjadi dalam masyarakat kita? Munculnya penolakan gender stereotype antara peran masculine oriented pada pria dengan feminine oriented pada wanita, dimana penerapan kedisiplinan pada tugas atasan tidak hanya bisa dilakukan oleh atasan pria, yang menurut gender stereotype memiliki karakteristik masculine oriented, namun juga atasan wanita.


Sebuah penelitian oleh Supriyadi (2005) dalam jurnal Humaniora volume 17, 195-203 memberikan pandangan pada isu androgini yang saat ini berkembang, dimana batas karakter masculine dan feminine melebur tidak jelas. Sudah banyak munculnya kesadaran kaum wanita yang menganut pandangan androgini dalam gerakan mereka, seperti feminisme atau kesetaraan gender. 

Penyebab Utama Demo Pekerja


Apa sih Penyebab Utama Demo Pekerja



Perusahaan sebagai sebuah organisasi merupakan tempat dimana ada dua orang atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan. Terwujudnya pencapaian sebuah tujuan diperlukan berbagai kegiatan dan untuk melaksanakan kegiatan itu perlu adanya sumber daya, seperti sumber daya keuangan, fisik, teknologi dan sumber daya manusia. Semua perusahaan mengetahui bahwa salah satu sumber daya yang paling penting dalam menentukan sukses dan tidaknya tujuan perusahaan adalah fungsi sumber daya manusia (SDM).


Masih banyaknya demonstrasi pekerja atau buruh di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan adanya ketidaksesuaian dalam pengelolaan SDM. Sering terjadi aksi demo, dikarenakan adanya ketidaknyamanan dalam bekerja, upah yang minim dan juga ketidakpuasan dalam bekerja. Dalam sebuah jurnal dari Community Mental Health Journal oleh Ranz, J. (2001) bila kepuasan kerja diabaikan, maka dampaknya dapat mengganggu performa kerja, seperti kebosanan, malas, gangguan fisik, kecemasan, depresi, dan perilaku kontraproduktif.


Penelitian Muhaimin (2004) dalam Jurnal Psyche, menunjukkan ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka mempunyai motivasi untuk berkerja yang tinggi, mereka lebih senang dalam melakukan pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas berangkat ke tempat bekerja dan malas dengan pekerjaan dan tidak puas.


Membangun kepuasan kerja karyawan bukan sebuah tugas yang mudah dilakukan bagi pihak manajemen. Mereka harus tahu apa saja indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja yang ditunjukkan oleh pekerja. Dalam prakteknya untuk mencapai tujuan tersebut organisasi kurang memperhatikan ada tidaknya perasaan puas dan tidak puas dari para pekerjanya.


Kepuasan kerja sudah bukan lagi asal terpenuhinya faktor seperti gaji. Saat ini kepuasan kerja baiknya dilihat dari unsur psikologis. Mengapa? misalnya, dua pekerja dengan pekerjaan dan gaji yang sama mungkin akan memiliki pendapat atau reaksi yang berbeda atas apa yang mereka peroleh dan mungkin juga akan berbeda tingkatan kepuasan kerja mereka.

Membangun Kebahagiaan Kerja


Cara Membangun Kebahagiaan di Tempat Kerja



Banyak dari kita memiliki pekerjaan untuk mencari nafkah. Bila Anda bekerja setelah lulus kuliah di usia 20-an tahun, kemudian pensiun di usia 60 tahun, dan Anda memiliki umur 70 – 80 tahun, berarti Anda bekerja selama 40-an tahun, itu hampir 50% dari hidup Anda. Jelas bahwa kualitas pengalaman kerja Anda dapat mempengaruhi keseluruhan kesejahteraan hidup Anda.


Anda mungkin pernah mendengar dari anggota keluarga, teman, atau bahkan orang lain yang merasa tertekan dalam pekerjaan dan memutuskan mencari pekerjaan lain. Kenyataanya, pekerjaan baru tidak dapat menjamin Anda untuk menjalani kehidupan kerja yang lebih bahagia. Apakah ada sesuatu yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kebahagiaan kita di tempat kerja?


Lyubomirsky, Sheldon, dan Schkade dalam jurnal Review of General Psychology. Faktor genetik menyumbang 50% dalam kebahagiaan Anda. 10% disumbangkan oleh keadaan di sekitar Anda. Sedangkan 40% sisanya ditentukan oleh diri Anda sendiri. Bila diibaratkan, mencari kebahagiaan di tempat kerja adalah sama dengan lukisan minyak:


    Memiliki bakat bawaan dalam seni adalah faktor genetik yang menyumbang 50% kebahagiaan Anda.
    Anda mungkin secara kebetulan, mendapatkan cat minyak, kanvas, dan satu cat kuas yang berbeda kualitasnya dengan apa yang dimiliki orang lain. Bila anda memiliki kualitas yang baik, itu hanya menyumbang 10% dari kebahagiaan dalam hidup Anda.
    Terlepas dari dua kondisi sebelumnya, Anda masih bisa menghasilkan berbagai macam bentuk lukisan. Anda bisa meyakinkan diri belajar pada orang yang ahli untuk menghasilkan lukisan yang indah. Ini merupakan tindakan yang ditentukan oleh diri Anda sendiri untuk memberikan sumbangan 40% kebahagiaan dalam hidup Anda.


Tips untuk Mewarnai Kehidupan Kerja Anda Menjadi Bahagia


Anda mungkin berpendapat bahwa Anda bukanlah seorang atasan, jadi bagaimana Anda bisa menambahkan elemen-rangsangan kebahagiaan di tempat kerja? berikut adalah beberapa tips yang mungkin berguna:


Sampaikan terima kasih kepada rekan kerja Anda: Sebuah ucapan terima kasih akan menunjukkan penghargaan anda pada rekan kerja. Bila Anda bertanggungjawab atas hubungan staf Anda, maka membuat sebuah program terima kasih akan meningkatkan kesejahteraan dan memunculkan emosi positif diantara mereka.


Kita mungkin mengucapkan terimakasih dalam sebuah catatan kecil dan diberikan pada mereka. Misalnya, “Saya ucapkan terima kasih pada Anda yang telah memberikan saya informasi yang berguna untuk menyelesaikan proyek tersebut”, “Terima kasih telah membantu saya untuk menyelesaikan proyek selama saya sakit” dan “Terima kasih untuk mendengarkan kata-kata saya dan segala bentuk canda untuk menghibur saya”.


Bila perusahaan Anda tidak memiliki program terimakasih, Anda bisa mengirimkannya melalui email atau mengirim catatan terima kasih pada mereka secara langsung. Anda akan dapat menumbuhkan sikap syukur dan meningkatkan kebahagiaan Anda di tempat kerja bersama rekan kerja Anda.


Menemukan keunggulan dalam diri Anda: Dalam buku Character strengths and virtues: A handbook and classification oleh Peterson dan Seligman, ada klasifikasi kekuatan dan kebajikan yang memungkinkan manusia untuk berkembang melalui kajian Psikologi Positif. Terdapat 6 kategori kebajikan manusia: kebijaksanaan, keberanian, kemanusiaan, keadilan, kesederhanaan, dan transendensi. Anda perlu untuk menentukan pada area mana karakter diri Anda berada.


Bila kekuatan karakter Anda adalah Kebaikan, Anda mungkin bisa bergabung dengan organisasi sosial. Jika Anda tidak menemukan ada organisasi sosial, Anda dapat meminta rekan-rekan Anda untuk melakukan pelayanan sosial bersama-sama. Tindakan ini bisa memberi Anda kesempatan untuk menunjukkan kekuatan karakter Anda di tempat kerja Anda dan mungkin meningkatkan tingkat kebahagiaan Anda di tempat kerja.


Mengembangkan hubungan sosial di tempat kerja: Diener dan Seligman dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa hubungan sosial yang baik membentuk sebuah kondisi yang diperlukan untuk mencapai kebahagiaan. Anda menghabiskan waktu sekitar 8 jam per hari dengan rekan-rekan kerja. Ini dapat dijadikan momentum untuk menjalin hubungan sosial dengan mereka dan meningkatkan kebahagiaan di tempat kerja. Anda bisa melakukan sapaan selamat pagi atau bahkan menyapa rekan kerja Anda saat bertemu di lorong. Interaksi singkat sebenarnya memicu sentuhan kebahagiaan dan manfaat yang terkandung di dalamnya. 

Komitmen Dalam Kerja



Dalam sebuah perusahaan tentu karyawan dituntut untuk dapat memberikan kinerja terbaik pada perusahaan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Tetapi kompetensi saja tidak cukup agar karyawan dapat memberikan kinerja terbaiknya dalam pekerjaannya.


Selain kompetensi, komitmen kerja bagi karyawan, dosen, guru, pegawai ataupun pekerja juga diperlukan agar mereka memberikan hasil terbaik bagi organisasi atau perusahaan. Kompetensi tanpa komitmen sama dengan sebuah pistol berpeluru tetapi tidak bisa ditembakkan.


Seseorang yang tidak memiliki komitmen, sebenarnya ia ahli dalam bidangnya (competent) namun ia bekerja dengan setengah hati. Karyawan yang memiliki suatu komitmen, akan bekerja secara total, mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga dan waktunya, ia mengerjakan apa yang diharapkan oleh perusahaan.


Komitmen organisasional adalah loyalitas karyawan terhadap organisasi melalui penerimaan sasaran-sasaran, nilai-nilai organisasi, kesediaan atau kemauan untuk berusaha menjadi bagian dari organisasi, serta keinginan untuk bertahan di dalam organisasi.


Sedangkan dari Jurnal Proceeding PESAT Vol.2, Spector mengatakan komitmen kerja melibatkan keterikatan individu terhadap pekerjaannya. Komitmen kerja merupakan sebuah variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi. Greenberg dan Baron mengemukakan bahwa komitmen kerja merefleksikan tingkat identifikasi dan keterlibatan individu dalam pekerjaannya dan ketidaksediaannya untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.


Dari beberapa pengertian di atas jelas bahwa komitmen merupakan bagian yang terkait dengan kinerja karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Dalam sebuah komitmen juga memiliki unsur atau komponen yang saling berhubungan. Ketika semua komponen terpenuhi maka semakin besar komitmen karyawan dalam pekerjaannya. Menurut Meyer, Allen & Smith dalam jurnal Proceeding PESAT Vol.2, komitmen organisasi terdiri dari 3 komponen yaitu:


1. Komitmen kerja afektif (affective occupational commitment)
Komitmen sebagai ketertarikan afektif/psikologis karyawan terhadap pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya.


2. Komitmen kerja kontinuans (continuance occupational commitment)
Mengarah pada perhitungan untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja disini dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya.


3. Komitmen kerja normatif (normative occupational commitment)
Komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan berkaitan dengan moral.


Tidak semua komponen di atas dimiliki oleh karyawan, tetapi lebih baik lagi jika ketiga komponen tersebut dimiliki oleh karyawan. Sebagai contoh, ketika komponen affective occupational commitment lebih dominan maka karyawan tersebut merasa lebih cocok dengan bidang pekerjaannya, baik itu secara emosional maupun kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan dirinya.


Ia merasa bahwa pekerjaannya sesuai dengan bidang pendidikannya, hobinya, tujuannya, kebersamaan, kenyamanan dan lain-lain. Tetapi jika karyawan tidak pernah diberikan pengembangan pengetahuan dan skill melalui seminar, training dll. Maka dapat menimbulkan kurangnya komponen normative occupational commitment dan dapat juga mempengaruhi kinerja dibandingkan dengan karyawan yang memiliki tingkat komitmen yang setara.

Kesehatan Untuk Semangat Totalitas Kerja




Ada alasan tertentu mengapa banyak orang mengidamkan kesehatan jasmani. Selain untuk merasa nyaman dan menikmati kehidupan, kesehatan yang optimal juga merupakan potensi untuk melakukan hal-hal terbaik dan menghasilkan karya hebat, semisal totalitas dan pencapaian kerja yang maksimal. Tanpa memiliki kesehatan yang optimal, seseorang akan sulit untuk melakukan hal-hal yang selayaknya ia lakukan, semisal kerja keras, dedikasi yang tulus, serta pencapaian kerja yang ditargetkan. Sebab itulah, tidak berlebihan kiranya jika kesehatan dianggap sebagai barang yang mahal dan mewah, khususnya bagi orang yang kesehatannya sedang terganggu. Karena faktor inilah, beberapa orang juga melakukan antisipasi yang cukup ketat untuk menjaga kesehatan dan menghindari sakit, semisal olahraga yang teratur, mengatur pola makan dan hidup sehat, serta menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik.


Kesehatan juga menjadi modal utama bagi semua orang—terlepas dari apapun posisi dan profesinya—modal untuk bisa rajin dalam bekerja dan memunculkan, menjaga, dan mempertahankan semangat kerja. Di antara beberapa hal yang melatarbelakangi muncul atau bertahannya semangat kerja seseorang adalah faktor kesehatan. Seseorang yang memiliki kesehatan yang optimal cenderung akan memiliki semangat kerja yang maksimal, sebab ia akan berpikir bahwa kesehatan yang dimilikinya memungkinkan ia untuk melakukan sesuatu, mengejar target, dan menyelesaikan segala hal yang telah menjadi kewajibannya semaksimal dan secepat mungkin. Beberapa paparan di atas menunjukkan bahwa kesehatan memiliki peran yang sangat signifikan dalam totoalitas kerja seseorang, baik intensitas kerja maupun semangat kerja yang bersangkutan.


Untuk mendapatkan banyak tips kesehatan anda dapat membacanya di Resep Sehat. Semoga Bermanfaat

Hidup Sehat Supaya Kerja sehat


Kesibukan, aktivitas dan bekerja keras merupakan bagian dari gaya hidup manusia untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di masa yang akan datang. Namun tidak sedikit orang hanya terlena dengan kesibukan dan aktivitas semata, karena terlalu rajin bekerja mereka tidak pernah memperhatikan kondisi kesehatan, tidak pernah memperhatikan apa yang akan terjadi pada dirinya. Akhirnya timbul berbagai permasalahan yang mengakibatkan kerugian besar, baik kerugian materi maupun kerugian waktu yang timbul sebagai akibat kondisi badan yang melemah (dan mungkin kurang terawat).


Menjaga kesehatan dengan cara berolahraga merupakan kunci untuk mengantisipasi hal tersebut. Untuk meningkatkan kinerja, memang diperlukan ketekunan dan rajin bekerja serta semangat kerja, namun semua itu tidak berarti harus mengabaikan kesehatan.


Kesehatan tetap dijaga dengan konsisten. Namun bagaimana dengan sekelompok orang yang tidak punya waktu luang banyak untuk berolahraga?,  misal orang kantoran dan para pebisnis yang kerap dikejar waktu, berangkat pagi pulang malam. Untuk mensiasati agar kondisi tubuh tetap sehat dan waktu istirahat anda yang sedikit bisa bermanfaat untuk melancarkan sel darah dan organ tubuh tidak kaku akan lebih baik kalau anda melakukan kegiatan-kegiatan yang menyehatkan sebagai berikut.


Pertama, lakukan konsentrasi seperti mengambil napas yang panjang sebelum anda meninggalkan kursi tempat anda bekerja untuk makan siang.


Kedua, lakukan senam ringan seperti melenturkan tubuh anda atau mengerak-gerakan tubuh yang kaku.


Ketiga, pola makan yang teratur dan bergizi serta hindari makanan berlemak yang berlebihan.


Keempat, adalah luangkan waktu untuk berolahraga tubuh di saat libur panjang anda seperti senam pagi atau kesegaran jasmani lainnya.

Cara Tetap Produktif Bekerja Di Rumah



Orang yang bekerja di rumah kadang mengalami stres karena tidak ada teman diskusi dan lingkungan yang itu-itu saja ditambah dengan gabungan kerjaan rumah yang terus membayangi. Berikut tips sehat agar tetap nyaman kerja dari rumah tanpa gangguan stres.


Studi menunjukkan bahwa, orang yang bekerja dari rumah 15-55 persen lebih produktif daripada mereka yang bekerja di kantor. Namun, sebenarnya bekerja dari rumah pun memiliki gangguan yang tidak sedikit. Gangguan-gangguan tersebut dapat berupa gonggongan anjing, panggilan telepon dan pekerjaan rumah tangga yang malah bikin depresi.


Berikut adalah 7 cara untuk tetap produktif ketika bekerja dari rumah:
1. Membuat deadline sendiri
Para ahli menyarankan menciptakan deadline sendiri untuk mengerjakan setiap tugas dapat menyebabkan jadwal lebih teratur. Menentukan deadline sendiri juga dapat menghindarkan harus melakukan lembur diakhir waktu sehingga orang bisa menjauh dari stres.


2. Buatlah daftar pekerjaan yang harus dilakukan sehari-hari
Buatlah daftar baru setiap hari dengan perkiraan yang realistis dari apa yang dapat dilakukan dalam satu hari. Beberapa orang lebih suka untuk membuat satu daftar untuk seminggu dan dengan longgar mengikutinya.
Tetapi untuk sebagian orang mungkin kurang produktif dengan deadline yang lebih lama. Harold Taylor, seorang ahli manajemen waktu, merekomendasikan untuk bekerja selama 90 menit, dan kemudian istirahat terlebih dahulu.


3. Menghabiskan waktu istirahat dengan efektif
Cobalah untuk menghabiskan waktu istirahat dengan meninggalkan kursi kerja. Setiap 90 menit, berdirilah dan lakukan peregangan atau melakukan tugas rumah tangga yang cepat, seperti mencuci piring atau menyiram tanaman.
Atau, dapat berjalan-jalan sejenak di sekitar, melakukan beberapa kali sit up atau push up. Melakukan aktivitas fisik sejenak ketika istirahat dapat menyegarkan pikiran dan membakar kalori sehingga orang terhindar dari masalah kegemukan.


4. Menciptakan rutinitas
Paling efektif bekerja di rumah adalah dengan menciptakan rutinitas sendiri untuk mengatur pekerjaan kita sendiri. Seperti misalnya dengan mendapatkan secangkir kopi dan duduk untuk kemudian langsung mulai bekerja.
Yang penting adalah membangun rutinitas yang dapat efektif untuk menyelesaikan pekerjaan. Cobalah untuk merencanakan istirahat makan siang, dan jadwal dalam waktu terbatas untuk menyelesaikan pekerjaan.


5. Mengevaluasi keefektifan penggunaan waktu kerja
Perlu untuk menyisihkan waktu yang digunakan untuk melacak bagaimana menghabiskan waktu kerja selama ini. Hal tersebut dapat untuk mengetahui gangguan apa saja yang menyebabkan kinerja tidak efektif.


6. Tidak perlu multitasking
Kemampuan untuk fokus seringkali dikacaukan dengan kemampuan multitasking. Studi menunjukkan bahwa, orang tidak memiliki kinerja yang baik ketika mereka sedang multitasking. Beberapa ahli percaya bahwa, kemampuan multitasking seseorang seringkali mengacaukan konsentrasi yang telah terbangun.


7. Tegas dalam menjaga waktu kerja
Tegas dalam menjaga waktu kerja adalah awal dari kinerja yang baik. Kita memang harus tegas ketika harus menolak ajakan seorang teman ketika jam kerja. Atau mengakhiri telepon dari kerabat ketika jam kerja. Hal tersebut dapat menjamin kinerja yang baik dan selesainya pekerjaan tepat waktu sehingga tidak jadi beban pikiran.


Semoga Bermanfaat.

Cara Mengatasi Kelelahan Dalam Bekerja



Tiap orang apakah dia sebagai manajemen puncak maupun karyawan operasi (operator) pasti pernah mengalami kelelahan kerja. Kelelahan baik dalam segi fisik maupun mental dan bahkan mungkin sekaligus kedua-duanya. Kelelahan fisik dicirikan oleh otot tubuh yang lemah,sulit digerakkan, dan terkadang disertai rasa nyeri dan pusing. Biasanya disebabkan oleh lamanya duduk, lamanya menggunakan bagian fisik tertentu seperti tangan, kaki, mata, dan telinga. Kalau berlanjut tanpa perlakuan bisa menyebabkan penurunan stamina, mudah emosi, dan sulit tidur.


Sementara itu kelelahan mental dicirikan oleh sulit berpikir atau berkonsentrasi, gelisah, sulit tidur, dan berikutnya bisa mengalami penurunan stamina. Kelelahan jenis ini biasanya disebabkan terlalu banyak berpikir, terlalu luasnya lingkup dan bobot aspek permasalahan yang dihadapi, dan ketahanan emosi yang lemah serta kurang relaksasi. Selain itu bisa jadi orang seperti itu jarang bersosialisasi. Kalau dibiarkan akan menyebabkan emosinya semakin peka, sulit tidur, sulit berkonsentrasi, stres, dan tidak jarang lalu mengisolasi diri.


Akibat logis dari jenis kelalahan apapun terhadap individu yang bersangkutan adalah penurunan kinerja. Semakin sering dan beratnya kelelahan yang dihadapi seseorang semakin sering tidak masuk kerja. Ujungnya adalah kinerjanya rendah. Dan cenderung jenis kelelahan akan berhubungan dengan jenis dan beban pekerjaan seseorang. Karyawan yang lebih banyak bekerja dengan menggunakan otot ketimbang otak akan semakin mudah mengalami kelelahan fisik. Sementara di kalangan manajemen yang sering menggunakan otak untuk berpikir akan berpeluang mengalami kelelahan mental. Walaupun demikian kedua jenis karyawan itu (manajemen dan nonmanajemen) bisa saja megalami dua jenis kelelahan sekaligus. Yang membedakan adalah bobotnya kelelahan. Bagaimana mengatasinya?


Mengelola kelelahan kerja bisa dilakukan oleh setiap individu dan atau secara terorganisasi. Secara individu bisa dilakukan dengan prakarsa karyawan bersangkutan. Merekalah yang sangat mengetahui jenis kelelahan yang dihadapinya. Sementara organisasi atau perusahaan dapat melaksanakan program peningkatan kinerja karyawan secara reguler dimana di dalamnya ada subprogram mengurangi kelelahan kerja karyawan. Pedekatannya cenderung beragam yang sangat bergantung pada jenis kelelahan dan penyebabnya. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sistematis.


Berdasarkan volume dan bobot kelahan kerja maka Individu karyawan sebaiknya melakukan langkah-langkah berikut yakni;

  1. menelaah penyebab mengapa terjadi kelelahan kerja, kapan saja, dimana, dan ketika mengerjakan apa
  2. kalau dirasa terlalu berat perlu melakukan konsultasi dengan orang yang ahli dan berpengalaman
  3. melakukan pemulihan kelelahan dengan cara berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, bersosialisasi, relaksasi, dan kalau dianggap perlu berobat ke dokter
  4. meminta cuti kerja.

Mengatasi kelelahan kerja oleh perusahaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut;

  1. Melakukan analisis kinerja karyawan dan organisasi
  2. Menelaah hubungan kinerja dengan kelelahan kerja karyawan
  3. Menganalisis jenis uraian kerja dan beban kerja hubungannya dengan kinerja
  4. Menyusun program peningkatan kinerja khususnya subprogram mengurangi kelelahan kerja
  5. Melaksanakan program peningkatan kinerja secara teratur
  6. Mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program dan kinerja karyawan/organisasi.

Hubungan Sosial di Tempat Kerja




Di dalam perusahaan kita mengenal beberapa istilah modal. Ada modal dalam bentuk uang. Ada yang disebut modal manusia dan juga modal teknologi. Kalau di pertanian ada yang disebut modal lahan. Selain jenis modal tersebut ada juga yang disebut dengan modal sosial. Modal seperti ini tidak dijual belikan karena menyangkut nilai-nilai sosial seperti hubungan atau jaringan sosial sesama insan, saling mengerti, kasih sayang, kerjasama, dan saling percaya.


Hubungan atau jaringan sosial adalah syarat utama dalam menggerakan sumberdaya manusia suatu perusahaan. Salah satu bentuk hubungan sosial adalah kerjasama. Tidak mungkin proses produksi atau apapun dalam perusahaan akan terjadi sesuai harapan kalau jalinan kerjasama tidak terujud. Yang ada mungkin kejadian konflik, apatis dan skeptis. Sehingga akan merugikan berbagai pihak seperti kerugian perusahaan, kesejahteraan karyawan tidak tercapai, dan rendahnya mutu pelayanan pada pemangku kepentingan.


Tidak dapat dipungkiri pengelola perusahaan menginginkan adanya tim kerjsama yang solid di antara para karyawannya termasuk diantara manajernya. Intensitas hubungan vertikal dan horizontal yang efektif sangat dibutuhkan. Semakin mereka saling kenal mengenal maka semakin tumbuh saling kasih sayang. Pada gilirannya akan mudah menumbuhkan rasa saling percaya, kerjasama, dan koordinasi pekerjaan. Dengan demikian maka sinergitas antarkaryawan akan meningkat. Perasaan-perasaan superior di sementara divisiur secara sistematis akan berkurang. Dan berubah menjadi kesatuan unit kerja yang solid.


Seperti diketahui setiap perusahaan,sebagai organisasi modern, memiliki tujuan, strategi, dan kebijakan tertentu. Untuk itu dibuatlah aturan-aturan guna memerlancar pencapaian tujuan. Dalam aturan itu diperjelas tentang bagaimana proses pengambilan keputusan diambil, hak dan wewenang instrumen organisasi, standar prosedur kerja, dan uraian pekerjaan. Hal ini penting diuraikan agar setiap pengelola dan karyawan dalam melakukan tugasnya berpegang pada aturan-aturan yang ada. Namun di sisi lain ternyata dalam pelaksanaannya tidak saja berpegang pada posisi-posisi masing-masing namun juga pada pertimbangan pribadi setiap orang. Maka disinilah pentingnya hubungan sosial dipelihara dan dikembangkan.


Pengembangan modal sosial seperti ini perlu diprogramkan sejak awal. Khususnya ketika merekrut karyawan baru. Para karyawan baru perlu melakukan orientasi dan pelatihan. Sementara karyawan lama perlu melakukan reorientasi ketika ada kebijakan baru perusahaan. Jalinan-jalinan hubungan sosial harus terus dipelihara tidak saja lewat pendekatan formal namun juga informal. Bahkan dalam realisasinya jalur pendekatan individu berdasarkan saling percaya akan membuahkan suatu tim kerja yang efektif. Karena itu perusahaan selain melakukan fungsi kendali dan koordinasi yang terprogram maka kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan perusahaan sangat dianjurkan. Dengan kegiatan ini maka dapat ditumbuh-kembangkan rasa persaudaraan yang tinggi. Tentu saja dengan pendekatan informal ini kadar komitmen dan keterikatan semua elemen perusahaan diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaan.

Bisnis Global dan Keragaman Pekerja


BISNIS GLOBAL DAN KERAGAMAN PEKERJA

Memasuki era bisnis global berarti meningkatnya kesiapan para pebisnis domestik menyambut kedatangan pekerja dari luar negeri. Hal demikian tidak bisa dihindari ketika perusahaan masuk dalam aliansi manajemen sumberdaya manusia internasional. Dalam hal ini kecenderungan menghadapi bisnis global dan keragaman pekerja juga menjadikan tantangan tersendiri bagi departemen SDM. Kultur perusahaan antarnegara bisa jadi berbeda signifikan. Lalu apa saja yang harus dilakukan perusahaan domestik?


Sebagai contoh, sikap budaya tentang peranan perempuan yang meningkat dalam pekerjaan menyebabkan banyak perusahaan melakukan rancangan kembali program pengembangan mereka dan menempatkan perempuan dalam pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan laki-laki. Begitu pula keragaman tingkat pendidikan di antara para pekerja telah mengarahkan perusahaan untuk meningkatkan sejumlah fasilitas, seperti bahan bacaan, tulisan, aritmatik, dan bahasa Inggris bagi pekerja asing. Bagi sebagian besar pekerja yang tidak berbahasa Inggris di beberapa perusahaan, bahan-bahan pelatihan terkadang di adaptasikan ke bahasa yang dikuasainya.


Departemen SDM yang proaktif akan mengembangkan program-programnya termasuk pelatihan yang beragam. Di sini perhatian kurang diberikan pada banyak model permainan peran atau pemodelan perilaku, tetapi lebih pada menciptakan sensitivitas pekerja pada ragam kondisi tempat kerja. Sebagai contoh, berikut ini disajikan hasil sebuah survei di USA tentang beragam pelatihan yang dilakukan perusahaan-perusahaan untuk memperkecil keragaman berbagai aspek kehidupan di kalangan pekerja dari berbagai negara (% dari total perusahaan).


a. Pelatihan sensitivitas keragaman kultural: 53%.
b. Pelatihan komunitas silang budaya: 32%.
c. Pelatihan isu gender: 42%.
d. Pelatihan gangguan karena penempatan kerja yang bebas: 71%.
e. Pelatihan kesadaran seksual: 15%
f. Pelatihan kesadaran ketidakmampuan/kekurangan diri: 56%.


Ketika sebuah perusahaan menyediakan pelatihan untuk orang-orang asing, isi atau muatan dan pelayanan harus disesuaikan dengan kebiasaan dan harapan lokal antara lain dalam hal teknik pembelajaran, gaya kepemimpinan, metode diskusi, dan metode praktek kerja. Termasuk susunan tempat duduk, periode dan waktu pelatihan, makanan, dan akomodasi. Ketika pelatihan tingkat internasional diterapkan, perusahaan memfasilitasinya dengan program pementoran, yang biasanya dilakukan oleh tingkat wakil direktur atau di atasnya. Disini, mentor berfungsi mengurangi rasa khawatir atau rasa bingung di kalangan pekerja asing dengan memfasilitasi bimbingan dan kontak-kontak perorangan. Semuanya membutuhkan perhatian yang berfokus pada penyesuaian pekerja asing dalam mengadaptasi kultur masyarakat dan perusahaan. Hal demikian sangat penting agar terjadi saling berbagi visi diantara para pekerja domestik dan asing. Sekaligus terjadi sinergitas proses pekerjaan diantara dua kelompok pekerja itu.